DFORMMASI-POHUWATO. Wonungo Tradisi Kebudayaan dan Spririt Religius oleh Stenli Nipi "wonungo adalah memo memahamI Ilham spritual agama yang dipadukan dengan melodi Lisan menggetarkan jiwa bagi yang memahami isi kandungan setiap pesannya"
Suasana jalan yang becek dan mati lampu tidak mengurungkan
niat saya dan kawan" educareInstitute, untuk pergi menghadiri acara
kegiatan niat para anak muda buntulia barat seperti semarak ramadhan.
Kegiatan kegiatan seperti ini sudah menjadi bagian
spesial, yang amat ditunggu anak sekolahan mengisi waktu liburan
tepat bulan suci Ramadhan ragam kegiatan turut menyemarakan agenda
kamu Muslim sebagaimana bulan pensucian diri.
Pada dasarnya lokasi kegiatan bertema gema ramadhan di kec
duhiadaa itu tidak jauh dari tempat kami mendirikan sekolah ra'yati
bunbar, sekolah yang saya dan kawan kawan buat untuk pendidikan bagi
yang kurang mampu. Yang Alhamdulillah telah memiliki 28 siswa binaan..
mungkin berjarak 200 meter.
Alhamdulillah, rintihan hujanpun ikut menemani malam suci
ramdhan didesa buntulia barat, kamipun disambut oleh gelap gulita.
Ternyata kegiatan itu lagi menanti pasokan listrik dan menunggu
menyalanya lampu-lampu, memang soal pemadaman listrik didaerah kami
terjadi secara fluktuatif, tanpa adanya info dan pemberitahuannya lebih
awal, (walau pada 3 Juni 3015 jokowi idaman rakyat itu telah
meresmikan PLN-PLTG) kedatangannya memang sebagai jawaban janjinya
terhadap kebutuhan listrik di Indonesia.
Pada kegiatan itu ada beberapa ibu-ibu membuat saya
terpanah penuh tanya bercampur takjub. Ketika mereka para ibu
memperdengarkan yang pelanggan khas. dengan Suatu alunan melodi bersyair
yang memiliki ritme yang cukup berbeda dengan syair lagu jazz, pop,rock
apalagi hip hop, yang lagi ngetrend dikalangan generasi abad ini.
sempat kita dihebohkan dengan model langgam bacaan quran
baik versi, apalagi versi Sunda dan Jawa sebagai pengkultusan sejarah
tua bangsa ini,. Namun sempat berfikir mencocokan , yahhh... bisa jadi
dikatakan lantunan syair itupulah berbentuk langgam juga. Tidak tahan
pada keingin Tahuan, saya memintakan kepada teman saya untuk mencari
tahu apa nama pementasan pada satu kegiatan dengan ciri pembacaan syair
dan terselubung beberapa ayat suci Alquran didalamnya yang tentu saja
ikut lombakan, dengan motif langgam yang bernuansa khas dan menenangkan
jiwa. Seperti teringat pembacaan kitab sutasoma pada masyarakat Bali.
"Wunungo" atau sering juga disebut wunungo-sadela adalah
tradisi menyanyikan syair-syair dalam bentuk pantun berbahasa
gorontalo (adapula yg mulai di Indonesia kan) yang di serap dari kita
suci Alquran dan dibacakan oleh beberapa orang. Menurut salah satu
informan tersebut Tradisi ini sering di lantunkan pada acara tertentu
dan moment tertentu, salah satunya acara kematian dan juga pada waktu
bulan ramdhan, adapula ada pada kegiatan majelis taklim.
Sebagaimana gorontalo punya budaya modayango (tarian ritual pemujaan kepada pencipta).
Sebagaimana gorontalo punya budaya modayango (tarian ritual pemujaan kepada pencipta).
Wunungo dengan keunikan sepertinya memiliki daya tarik
alkuturatif tersendiri atau mungkin asimilatif dalam ragam perkawinan
gaya budaya dan ataupun asosiasi budaya yang disematkan didalamnya pesan
moril dan seruan serta perintah dalam hidup yang konsisten dalam teks
teks suci agama (islam)
Sehingga dengan padanannya hypotesa bahwa "wonungo adalah memo memahamI Ilham spritual agama yang dipadukan dengan melodi Lisan menggetarkan jiwa bagi yang memahami isi kandungan setiap pesannya"
Sehingga dengan padanannya hypotesa bahwa "wonungo adalah memo memahamI Ilham spritual agama yang dipadukan dengan melodi Lisan menggetarkan jiwa bagi yang memahami isi kandungan setiap pesannya"
MEMBANGUN RUMAH KEBUDAYAAN..........
Ada beberapa prediktif bahwa tradisi Wunungo sudah ada sejak abad antara 18-19 (mungkin ada penelitian lebih pasti dan akuratif) namun terlepas dari penempatan kedudukan historisnya, bisa dipastikan tradisi wunongo yang syarat makna akan hilang.
Ada beberapa prediktif bahwa tradisi Wunungo sudah ada sejak abad antara 18-19 (mungkin ada penelitian lebih pasti dan akuratif) namun terlepas dari penempatan kedudukan historisnya, bisa dipastikan tradisi wunongo yang syarat makna akan hilang.
Tidak tersentuhnya lagi tradisi seperti wonungo akan menjadikan keberadaan bangsa kehilangan rumah kebudayaan
bahkan punah ditelan waktu dan dilupakan tanpa bekas goresan. Disadari dan mengakui era para makhluk generis digital yang lebih berkeliaran dengan sejuta pengetahuan informasi budaya globalistik telah menggeser paradiqma ini. Padahal wonungo adalah memo spritual memahamI Ilham agama yang dipadukan dengan melodi Lisan yang mampu menggetarkan jiwa bagi yang memahami isi kandungan setiap pesannya.
bahkan punah ditelan waktu dan dilupakan tanpa bekas goresan. Disadari dan mengakui era para makhluk generis digital yang lebih berkeliaran dengan sejuta pengetahuan informasi budaya globalistik telah menggeser paradiqma ini. Padahal wonungo adalah memo spritual memahamI Ilham agama yang dipadukan dengan melodi Lisan yang mampu menggetarkan jiwa bagi yang memahami isi kandungan setiap pesannya.
indentitas budaya lokal memang kerap mulai hilang dan
bergeser secara perlahan pastinya kita perlu mengkhawatirkan hal ini.
efek globalitas media informasi sebagai wadah pertukaran budaya perlu di
sadur kembali dengan benar
sadur kembali dengan benar
Selain tanggung jawab bersama, sangat penting kehadiran
pemangku kebijakan (decision maker) dalam kapasitas sebagai legal
struktur untuk memproteksi dan bahkan menfilterisasi arus media
virallistik, budaya yang tak ubahnya pasar bebas, sistem pendidikan yang
bersandar pada multikultural bernilai religi sangat penting menjadi
penopang
MEMBANGUN RUMAH KEBUDAYAAN..........
Wunungo-sadela, dan beberapa tradisi lainnya kini menjadi sunyi dan sepi khususnya para fans dan mungkin para generasi terseok-seok untuk mengejar kembali model pemahaman budaya lokal gorontalo yang begitu berasosiasi dengan spritualitas dengan ketinggian bahasa lisan yang dilatinkan.
Wunungo-sadela, dan beberapa tradisi lainnya kini menjadi sunyi dan sepi khususnya para fans dan mungkin para generasi terseok-seok untuk mengejar kembali model pemahaman budaya lokal gorontalo yang begitu berasosiasi dengan spritualitas dengan ketinggian bahasa lisan yang dilatinkan.
Sangat penting mendorong dengan menurunkan tradisi ini
menjadi bagian pendidikan kita. disadari pendidikan mental yang kian
praqma dan lebih berorientasikan pada proyek materi semata telah membuat
kita terpuruk kehancuran karena putusnya tradisi dan religiuitas
sebagai jembatan peradaban bangsa yang ragam, kaya akan budaya..
Akankah wunongo akan menjadi nisan sejarah atau menjadi prasasti tanpa makna? ...
Mahakarya dan keanggunan wunungo seharusnya bisa diselamatkan disekolah sekolah formal ,begitupun tradisi lain bagaimana terjadi pada bahasa gorontalo dimana kematian peradaban telah mulai nampak. Dan sudah saatnya merawat tradisi dalam semangat ke islaman.
Mahakarya dan keanggunan wunungo seharusnya bisa diselamatkan disekolah sekolah formal ,begitupun tradisi lain bagaimana terjadi pada bahasa gorontalo dimana kematian peradaban telah mulai nampak. Dan sudah saatnya merawat tradisi dalam semangat ke islaman.
Salah satu kutipan yang sempat saya catat dalam wunungo-sadela yakni:
"Wujudu kidamu baka dahaimu olipata
Wujudu baqa kidamu dahai olipatamu
Potabia po puasa todunia dila baka
Po puasa potabia dila baga to dunia"
Wujudu baqa kidamu dahai olipatamu
Potabia po puasa todunia dila baka
Po puasa potabia dila baga to dunia"
Artinya Sifat" Allah jgn sampai lupa, sifat" Allah jgn sampai trlupakan..
Sembahyang dan berpuasalah d dunia tdk kekal, berpuasalah dan sembahyang tdk kekal d dunia"
Sembahyang dan berpuasalah d dunia tdk kekal, berpuasalah dan sembahyang tdk kekal d dunia"
Dan dilanjutkan pada pesan ayat-ayat suci Alquran Yang
disyariatkan dalam wunungo seperti suatu ikatan simetris spritualis
yakni:
Al quran di surah Al Baqarah:3 berbunyi “Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.
Al quran di surah Al Baqarah:3 berbunyi “Mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezki yang Kami anugerahkan kepada mereka”.
Al-Quran di surat Al-Baqarah ayat 183.
"Wahai orang orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu. agar kamu bertaqwa".
"Wahai orang orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang orang sebelum kamu. agar kamu bertaqwa".
Al quran di surah Al Baqarah :43 “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang ruku'”
Tentu syair itu berisi pesan tentang sabagaimana dalam cara
pandang cak nur (nurcholis Madjid) jati diri manusia sebagai ciptaan
Tuhan yang disematkan padanya suatu kekhasan sebagai makhluk yang suci
dihadaPan sang Khaliq. Dalam tradisi rasionalitas dimana kedudukan
Tuhan sebagai causa prima yang mendahului (awal) pewujudan dari
konsepsi alam semesta beserta isi didalamnya. Salah satu jalan dan cara
manusia mengevaluasi atas identitasnya sebagai ciptaan dengan jalan
mendirikan sholat dan ber puasa untuk merenovasi diri agar kembali pada
kesucian yang disebut fitrah...
saya yakin masih banyak jalan dan cara merenovasi dan
mengintrospeksi diri dengan banyaknya menjalankan amalan amalan.
Tentunya smua itu adalah meng-Esakan sebagaimana konsepsi menjaga nilai
ke-TAUHID-an pada setiap sanubari setiap makhluk...
Sumber referensi lisan
Terimkasih bapak Darwin bulango dan lasmiati, kanda Jhon rauf, forum WA IKA KPMIP dan karang taruna buntulia barat kec. Duhiadaa, anak-anak sikola ra'yati yang mau berbagi waktu , berbagi cerita dan serta untuk berdiskusi,saya masih ingin belajar dari kalian.
Wonungo Tradisi Kebudayaan dan Spirit Religius
Terimkasih bapak Darwin bulango dan lasmiati, kanda Jhon rauf, forum WA IKA KPMIP dan karang taruna buntulia barat kec. Duhiadaa, anak-anak sikola ra'yati yang mau berbagi waktu , berbagi cerita dan serta untuk berdiskusi,saya masih ingin belajar dari kalian.
Wonungo Tradisi Kebudayaan dan Spirit Religius








