GERAKAN LITERASI PEMUDA POHUWATO

GERAKAN LITERASI PEMUDA POHUWATO
GERAKAN LITERASI PEMUDA POHUWATO

Kamis, 28 Juli 2016

MAU TAU APA ITU NARSISISME GERAKAN MAHASISWA??? BACA...!!!

NARSISISME GERAKAN MAHASISWA Oleh Alisadad

DFORMASI- Disadari banyak pihak bahwa mahasiswa mempunyai potensi yang sangat besar dalam upaya membangun peradaban yang maju dan bermartabat. Dengan bekal pengetahuan dan luasnya wawasan keilmuannya, sudah barang tentu mahasiswa mempunyai peranan yang niscaya dalam mengubah sebuah keadaan. Jamaknya, mahasiswa dengan ide dan gagasaannya selalu ditempatkan sebagai lokomotif penyuara perubahan. Sehingga menjadi benarlah jika mahasiswa memiliki peran agent of change. Disadari atau tidak disadari bahwa dahsyatnya peranan mahasiswa sebagai ikon pembaharu yang melekat sebagai identitas merupakan suatu hal yang amat mutlak. Stigma dalam masyarakatpun hingga kini masih menganggap mahasiswa merupakan makhluk dari planet lain yang diharapkan bisa membawa perbaikan. Sehingga, sangatlah wajar bila masyarakat awam khususnya mempunya ekspektasi yang besar terhadap gerakan mahasiswa.terlebih lagi jika peranan-peranan mereka yang mampu membelokkan arah bangsa yang salah dan tidak memihak kepada masyarakat luas. Namun, sesungguhnya masih demikiankah mahasiswa kini? Di tengah glamour -nya dunia, tidakkah mahasiswa atau gerakan mahasiswa yang menjujung tinggi nilai-nilai idealitas tidak tergoda oleh gemerlapnya globalisasi dan industrialisasi.

 Padahal, disinyalir oleh banyak pihak jika pola-pola mahasiswa atau lebih tepatnya gerakan mahasiswa yang intens membahas persoalan-persoalan bangsa sudah mulai pudar. Sudah sangat susah mencari diskusi-diskusi kritis tentang perbaikan bangsa. Lebih tepatnya jika gerakan-gerakan mahasiswa kini sudah menjadi mitos, dongeng padahal dulu sudah pernah menjadi sejarah bahwa , mahasiswa pernah tamnpil digarda depan perubahan. Lihat bagaimana perilaku mahasiswa sekarang yang lebih tahu merk celana Lee Cooper, sepatu Nike, Topi Volcom, kaus Nevada, Ipod, Blackberry daripada membaca buku Dibawah Bendera Re-volusinya Soekarno atau Filsafat Yuna-ninya Hatta, mahasiswa kini malah lebih asyik pacaran dari pada mampir sebentar untuk berdiskusi. Mahasiswa kini, dengan bangganya memakai baju bergambar Che, Guevara atau Fidel Castro tanpa pernah memahami Inti pemikiran dan apa yang selama ini mereka lakukan alas nama kemanusiaan. Mereka mengenal Che tidak lebih seperti mengenal David Beckham. Mengenal sosoknya tanpa memahami idelogi dan gagasanya, Padahal kini dalam dunia yang sudah berlari tunggang langgang, dalam dunia yang tergambarkan semakin landai, bahkan bisa jadi sudah terbang tinggi dengan teknologi dan kemajuan pengetahuan. Keyakinan akan ideologi sudah semakin kabur, bahkan sirna digerus oleh arus zaman.
Trendmahasiswa yang sudah terkontaminasi kapsul-kapsul industrialisasi memang masuk dengan sangat lembut dan halus, masuk melalui rangsangan nafsu keserakaan manusia tanpa kita merasa dperbudak. Namun, sesungguhnya dibalik jampi-jampi globalisasi tersirat bentuk penjajahan dan penindasan gaya baru yang tak pernah di sadari-nya
Erich Fohm, meneyebutnya sebagai fenomena manusia yang tidak berkutik dihadapan berhala materialisme, kediktatoran uang, anomistis dan perbudakan. Materialisme fundamentalis telah menjebak manusia kedalam belenggu cdienasl (kesu-nyiaan, keterasingan manusia dari tuhan, dari sesama manusia, dan dari lingkungannya) dan sinisme. Mantra-mantra globalisasi inilah yang juga dengan tidak kentara meluruhkan gerakan mahasiswa. Determinasi gerakan mahasiwa yang dulunyta dikenal kritis, objektif, rasional sudah lumpuh diterkam cerdiknya globalisasi mengkooptasi logika berpikir gerakan mahasiswa. Gerakan-gerakan mahasiswa kini mudah dibungkam. Bahkan, yang terjadi kini, gerakan mahasiswa terpolar dalam kotak-kotak komunitas yang diagungkan sendiri-sendiri. Hal tersebut bisa kita pilah dalam tipe-tipe gerakan yang nyaris tidak pernah bisa mengayunkan jejakn kakinya dalam satu komando kerja yang sistematis.
Tipe Gerakan Mahasiswa yang pertama kila akan menemukan jenis gerakan mahasiswa Idealis-elitis.Gerakan Mahasiswa idealis-elilis ini adalah gerakan mahasiswa yang eksistensinya ditunjukkan dengan memikirkan bagaimana mereproduksi wacana dan konsep yang banyak seolah hal tersebut menyelesaikan persoalan-persoalan. Secara taktis dilapangan gerakan ini hanya menghasilkan segudang wacana dan teori melalui diskusi, workshop. ataupun seminar.
Gerakan ini menjadi elitis karena keberadaan tidak pernah dirasakan langsung tetapi mereka berpikiran apa yang dilakukan memberiakn sumbangsing yang besar menyelesaikan ketimpangan sosial yang ada. Sejatinya, gerakan seperti asyik di menara gading kehidupan pemikirannya. Gerakan yang jauh dari realitas yang nyata. Mereka hidup dalam alam lain.
Model kedua yang bisa kita amati dari gerakan mahasiswa adalah gerakan mahasiswa berjenis pragmatis-clitls. Gerakan Mahasiswa tipe Ini adalah model gerakan yang memilih perfomance gerakan dengan perangkat-perangkat organisasi yang mewah, lengkap dan modern. Namun sesungguhnya miskin akan Ide dan substansi. Mereka lebih suka menujukkan kekayaan organisasi, sebab dengan beroganisasi mereka beranggapan akan dapat menaikkan status sosialnya. Dalam aplikasinya, mereka hanya seolah menampilkan dirinya peduli dengan keresahan rakyat, mereka mengesankan eksistensi organisasi sebagai pembela rakyat. Tetapi, nyatanya mereka sedang memperjuangkan dirinya sendiri dengan mengatasnamakan rakyat yang dibela. Mereka cenderung menjual kemiskinan, penindasan, keterpurukan untuk kepen-
tingannya sendiri.
Tipe yang ketiga yang bisa kita rangkum sebagai Jenis gerakan mahasiswa adalah gerakan mahasiswa yang sifatnya eksislensiallsme. Gerakan ini biasanya sibuk memikir kan keberadaan organisasinya dari apa yang dia lakukan. Dalam aktivitasnya merekacenderung mengambil peran gerakan dengan aksi (demonstrasi) yang cenderung show of force, yakni memamerkan massa dalam jumlah yang besar tanpa memikirkan perubahan apa yang dihasilkan. Asal sudah diekspose di media mereka sudah senang dan merasa perjuangannya berhasil. Mereka tidak lagi berpikir apa yang mereka lakukan bermanfaat bagi rakyat.
Polarisasi gerakan mahasiswa semakin parah, ketika gerakan-gerakan mahasiswa pecah dalam sekat-sekat organisasi yang menaungi. Dimana, sesama organisasi mahasiswa mempunyai kepentingan sendiri-sendiri untuk menunjukkan eksistensi organisasi. Didalamnya mereka lebih mementingkan kepentingan organisasinya sendiri daripada kepentingan umat yang lebih besar. Maka daripada itu. Sudah saatnya gerakan mahasiswa menyusun langkah bersama menyatukan langkah .sebagai kebutuhan mendesak untuk merumuskan agenda-agenda strategi demi bangsa da negara. Sudah saatnya gerakan mahasiswa bersatu padu menformu-lasikan konsep gerakan untuk menjawab tantangan zaman yang semakin tidak bersahabat ini.
Sebuah postulat yang sifatnya bukan antipali-legitimatif. strategi jangka pendek, melainkan lebih jauh dari itu bersifat formulatif-konseplual. Sudah saatnya Gerakan Mahasiwa mengambil peran sebagai suluh peradaban bagi masa depan bangsa dan negara.

Tidak ada komentar: