GERAKAN LITERASI PEMUDA POHUWATO

GERAKAN LITERASI PEMUDA POHUWATO
GERAKAN LITERASI PEMUDA POHUWATO

Kamis, 28 Juli 2016

“MAAF TUHAN, KAMI SEDANG JATUH CINTA “ OLEH JEMI MOKOAGOW, SH

SYAIR CINTA.
 “MAAF TUHAN, KAMI SEDANG JATUH CINTA “
 OLEH  JEMI MOKOAGOW SH

Ketika sang mentari mulai tersenyum hanya kebahagiaan dan keindahan yang  bisa dirasakan oleh semesta alam, ketika semua makhluk bumi pada saat itu memulai aktivitasnya diatas kesucian nama Yang Maha Kuasa, maka hanya dengan  kekuatan cinta sehingga bumi ini berputar tanpa dirasakan oleh para aktivis cinta.
Pada saat detik bergenti menit,  menit berganti jam dan  jam berganti hari bahkan hari berganti bulan maka bulanpun berganti tahun  hanya dalam hitungan abad keabad para aktivis  cinta dikenang dan disejarahkan dalam logika cinta.
Dewasa ini ketika cinta hadir sebagai pahlawan kebenaran , maka logika tunduk dan patuh dibawah keridhoan Tuhan Yang Maha Kuasa tapi walhasil ketika panglima nafsu datang bersenjetakan kejujuran dan kesetiaan maka aktivis cinta terlena dalam manisnya dosa dan lupa terhadap pahitnya penderitaan, tapi kini ketika  hati dilema dalam mencari sejatinya cinta hanya pengadilan cintalah sebagai tempat pengaduan oleh para aktivis cinta.
 Tenangnya  air mengalir, batu dan pasirpun ikut hanyut dalam kepasrahan untuk menjaga kemurniannya, ketika awan menangis maka semua tumbuhan di selimuti kebahagian dan keindahan, bunga-bunga mekar dengan ceria bertasbih memuji kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa.
Sejak semesta alam sibuk dalam dinamika cinta, maka seluruh aktivis cinta diperbudak oleh keinginan yang semu, Akal, Nafsu, dan Hati seakan tak berdaya ketika mereka tenggelam dalam samudra dosa. Penyesalan dan penderitaan bertitah dan menghiasi seluruh relung-relung hati para aktivis cinta, seakan Ruh ini ingin keluar dan bersanding dengan kesucian namaNya, karna raga telah dikotori oleh kesombongan, keangkuhan, dan kesyirikan yang terselubung di karenakan Akal, Nafsu, dan Hati telah menjadi ma’mum dalam shaf-shafnya iblis.       
 Bersambung.....................................!!!!

MAU TAU APA ITU NARSISISME GERAKAN MAHASISWA??? BACA...!!!

NARSISISME GERAKAN MAHASISWA Oleh Alisadad

DFORMASI- Disadari banyak pihak bahwa mahasiswa mempunyai potensi yang sangat besar dalam upaya membangun peradaban yang maju dan bermartabat. Dengan bekal pengetahuan dan luasnya wawasan keilmuannya, sudah barang tentu mahasiswa mempunyai peranan yang niscaya dalam mengubah sebuah keadaan. Jamaknya, mahasiswa dengan ide dan gagasaannya selalu ditempatkan sebagai lokomotif penyuara perubahan. Sehingga menjadi benarlah jika mahasiswa memiliki peran agent of change. Disadari atau tidak disadari bahwa dahsyatnya peranan mahasiswa sebagai ikon pembaharu yang melekat sebagai identitas merupakan suatu hal yang amat mutlak. Stigma dalam masyarakatpun hingga kini masih menganggap mahasiswa merupakan makhluk dari planet lain yang diharapkan bisa membawa perbaikan. Sehingga, sangatlah wajar bila masyarakat awam khususnya mempunya ekspektasi yang besar terhadap gerakan mahasiswa.terlebih lagi jika peranan-peranan mereka yang mampu membelokkan arah bangsa yang salah dan tidak memihak kepada masyarakat luas. Namun, sesungguhnya masih demikiankah mahasiswa kini? Di tengah glamour -nya dunia, tidakkah mahasiswa atau gerakan mahasiswa yang menjujung tinggi nilai-nilai idealitas tidak tergoda oleh gemerlapnya globalisasi dan industrialisasi.

 Padahal, disinyalir oleh banyak pihak jika pola-pola mahasiswa atau lebih tepatnya gerakan mahasiswa yang intens membahas persoalan-persoalan bangsa sudah mulai pudar. Sudah sangat susah mencari diskusi-diskusi kritis tentang perbaikan bangsa. Lebih tepatnya jika gerakan-gerakan mahasiswa kini sudah menjadi mitos, dongeng padahal dulu sudah pernah menjadi sejarah bahwa , mahasiswa pernah tamnpil digarda depan perubahan. Lihat bagaimana perilaku mahasiswa sekarang yang lebih tahu merk celana Lee Cooper, sepatu Nike, Topi Volcom, kaus Nevada, Ipod, Blackberry daripada membaca buku Dibawah Bendera Re-volusinya Soekarno atau Filsafat Yuna-ninya Hatta, mahasiswa kini malah lebih asyik pacaran dari pada mampir sebentar untuk berdiskusi. Mahasiswa kini, dengan bangganya memakai baju bergambar Che, Guevara atau Fidel Castro tanpa pernah memahami Inti pemikiran dan apa yang selama ini mereka lakukan alas nama kemanusiaan. Mereka mengenal Che tidak lebih seperti mengenal David Beckham. Mengenal sosoknya tanpa memahami idelogi dan gagasanya, Padahal kini dalam dunia yang sudah berlari tunggang langgang, dalam dunia yang tergambarkan semakin landai, bahkan bisa jadi sudah terbang tinggi dengan teknologi dan kemajuan pengetahuan. Keyakinan akan ideologi sudah semakin kabur, bahkan sirna digerus oleh arus zaman.
Trendmahasiswa yang sudah terkontaminasi kapsul-kapsul industrialisasi memang masuk dengan sangat lembut dan halus, masuk melalui rangsangan nafsu keserakaan manusia tanpa kita merasa dperbudak. Namun, sesungguhnya dibalik jampi-jampi globalisasi tersirat bentuk penjajahan dan penindasan gaya baru yang tak pernah di sadari-nya
Erich Fohm, meneyebutnya sebagai fenomena manusia yang tidak berkutik dihadapan berhala materialisme, kediktatoran uang, anomistis dan perbudakan. Materialisme fundamentalis telah menjebak manusia kedalam belenggu cdienasl (kesu-nyiaan, keterasingan manusia dari tuhan, dari sesama manusia, dan dari lingkungannya) dan sinisme. Mantra-mantra globalisasi inilah yang juga dengan tidak kentara meluruhkan gerakan mahasiswa. Determinasi gerakan mahasiwa yang dulunyta dikenal kritis, objektif, rasional sudah lumpuh diterkam cerdiknya globalisasi mengkooptasi logika berpikir gerakan mahasiswa. Gerakan-gerakan mahasiswa kini mudah dibungkam. Bahkan, yang terjadi kini, gerakan mahasiswa terpolar dalam kotak-kotak komunitas yang diagungkan sendiri-sendiri. Hal tersebut bisa kita pilah dalam tipe-tipe gerakan yang nyaris tidak pernah bisa mengayunkan jejakn kakinya dalam satu komando kerja yang sistematis.
Tipe Gerakan Mahasiswa yang pertama kila akan menemukan jenis gerakan mahasiswa Idealis-elitis.Gerakan Mahasiswa idealis-elilis ini adalah gerakan mahasiswa yang eksistensinya ditunjukkan dengan memikirkan bagaimana mereproduksi wacana dan konsep yang banyak seolah hal tersebut menyelesaikan persoalan-persoalan. Secara taktis dilapangan gerakan ini hanya menghasilkan segudang wacana dan teori melalui diskusi, workshop. ataupun seminar.
Gerakan ini menjadi elitis karena keberadaan tidak pernah dirasakan langsung tetapi mereka berpikiran apa yang dilakukan memberiakn sumbangsing yang besar menyelesaikan ketimpangan sosial yang ada. Sejatinya, gerakan seperti asyik di menara gading kehidupan pemikirannya. Gerakan yang jauh dari realitas yang nyata. Mereka hidup dalam alam lain.
Model kedua yang bisa kita amati dari gerakan mahasiswa adalah gerakan mahasiswa berjenis pragmatis-clitls. Gerakan Mahasiswa tipe Ini adalah model gerakan yang memilih perfomance gerakan dengan perangkat-perangkat organisasi yang mewah, lengkap dan modern. Namun sesungguhnya miskin akan Ide dan substansi. Mereka lebih suka menujukkan kekayaan organisasi, sebab dengan beroganisasi mereka beranggapan akan dapat menaikkan status sosialnya. Dalam aplikasinya, mereka hanya seolah menampilkan dirinya peduli dengan keresahan rakyat, mereka mengesankan eksistensi organisasi sebagai pembela rakyat. Tetapi, nyatanya mereka sedang memperjuangkan dirinya sendiri dengan mengatasnamakan rakyat yang dibela. Mereka cenderung menjual kemiskinan, penindasan, keterpurukan untuk kepen-
tingannya sendiri.
Tipe yang ketiga yang bisa kita rangkum sebagai Jenis gerakan mahasiswa adalah gerakan mahasiswa yang sifatnya eksislensiallsme. Gerakan ini biasanya sibuk memikir kan keberadaan organisasinya dari apa yang dia lakukan. Dalam aktivitasnya merekacenderung mengambil peran gerakan dengan aksi (demonstrasi) yang cenderung show of force, yakni memamerkan massa dalam jumlah yang besar tanpa memikirkan perubahan apa yang dihasilkan. Asal sudah diekspose di media mereka sudah senang dan merasa perjuangannya berhasil. Mereka tidak lagi berpikir apa yang mereka lakukan bermanfaat bagi rakyat.
Polarisasi gerakan mahasiswa semakin parah, ketika gerakan-gerakan mahasiswa pecah dalam sekat-sekat organisasi yang menaungi. Dimana, sesama organisasi mahasiswa mempunyai kepentingan sendiri-sendiri untuk menunjukkan eksistensi organisasi. Didalamnya mereka lebih mementingkan kepentingan organisasinya sendiri daripada kepentingan umat yang lebih besar. Maka daripada itu. Sudah saatnya gerakan mahasiswa menyusun langkah bersama menyatukan langkah .sebagai kebutuhan mendesak untuk merumuskan agenda-agenda strategi demi bangsa da negara. Sudah saatnya gerakan mahasiswa bersatu padu menformu-lasikan konsep gerakan untuk menjawab tantangan zaman yang semakin tidak bersahabat ini.
Sebuah postulat yang sifatnya bukan antipali-legitimatif. strategi jangka pendek, melainkan lebih jauh dari itu bersifat formulatif-konseplual. Sudah saatnya Gerakan Mahasiwa mengambil peran sebagai suluh peradaban bagi masa depan bangsa dan negara.

BEM STIE ICHSAN POHUWATO : Minta Transparansi Dalam Pengelolaan Dana Desa kepada Kepala Desa Baru Se-Pohuwato

DFORMASI , POHUWATO - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STIE Ichsan Pohuwato melaui salah satu pengurusnya Yahya R. Utina, berharap kepada Kepala Desa (Kades) yang dilantik dapat segera mempelajari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) yang telah disusun untuk disesuaikan visi dan misinya saat kampanye.

Yahya juga menuturkan agar kepala desa yang baru dilantik dapat melaksanakan tugas dan fungsi pokonya diantaranya Menyelenggarakan pemerintahan desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama BPD, Mengajukan rancangan peraturan Desa,  Menetapkan           peraturan-peraturan yang telah  mendapatkan persetujuan bersama BPD, Menyusun dan mengajukan rancangan peraturan desa mengenai APB Desa untuk dibahas dan ditetapkan bersama BPDe. Membina kehidupan masyarakat Desa,  Membina ekonomi desa, Mengordinasikan pembangunan desa secara partisipatifh, Mewakili desanya didalam dan diluar pengadilan dan dapat menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan paeraturan perundang-undangan; dan Melaksanakan wewenang lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan. ujarya saat ditemui di secret HMI Pohuwato

Yahya juga meminta agar pemerintah desa lebih transparan dalam pengelolaan dana desa kepada masyarakat supaya tidak ada hal-hal yang diinginkan terjadi, jadi harus transparan, ” ujarnya.
Dalam kesempatan ini juga,Yahya mengeluhkan rusaknya infrastruktur jalan dan jembatan di Desa  bersangkutan , dimana masyarakat sudah lama merindukan jalan yang bagus, walaupun tidak bisa di aspal alternatifnya bisa pengerasan jalan.“Karena kalau sudah musim hujan sangat susah dilewati jalan itu, kemudian masalah penerangan juga, belum ada listrik, susahnya jaringan telepon, dan hal prioritaslainnya dan jika ini tidak diindahkan maka jangan salahka kami apabila mahasiswa turun tangan, ” jelasnya. Rabu (28/07/2016)
 

Gerakan Terselubung Komunisme

Gerakan Terselubung Komunisme Oleh: Ust. Mutammimul ‘Ula

Komunisme adalah sebuah aliran berfikir, berlandaskan kepada atheisme, yaitu tidak percaya kepada tuhan. Yang menjadikan materi sebagai asas segala-galanya, maka sering disebut sebagai materialisme. Ditafsirkannya sejarah berdasarkan pertarungan kelas dan faktor ekonomi. Aliran ini lahir di Jerman dibawah asuhan Marx dan Indirest, maka kemudian disebut sebagai Marxisme. Kemudian menjelma dalam bentuk revolusi di Rusia pada tahun 1917 M, awal berdirinya Uni Sovyet, dengan planning dari gerakan Yahudi. Lalu berkembang melakukan ekspansi dengan tangan besi dan kekerasan. Komunisme selalu menggunakan kekerasan walau kadang dia pakai demokrasi, namun hanya untuk sarana kalau belum memiliki kekuatan.Umat Islam di penjuru dunia banyak terluka dengan ideologi ini, karena jelas menentang tuhan. Dan banyak bangsa-bangsa yang hilang dari peredaran sejarah lantaran ulah aliran ini, terutama di negri-negri komunis, seperti Sovyet, juga Cina dan beberapa negara lain di Afrika. Kalau kita lebih mendalam lagi, siapa tokoh-tokoh mereka? Secara teoritis komunisme itu peletak dasarnya adalah Karl Marx.
Dia seorang Yahudi berkebangsaan Jerman. Hidup pada tahun 1818 – 1883 M. Dia seorang cucu Yahudi terkenal bernama Murkoy Marx. Karl Marx adalah seorang yang egoistis, tidak punya prinsip yang jelas, pendendam dan materialistis. Karya-karya yang terkenal antara lain, Manifesto Komunis tahun 1848, Das Kapital 1767. Dalam membuat teorinya Karl Marx dibantu oleh Frederick Angel. Dia hidup 1820 – 1895. Dia yang membantu menyebarkan ajaran komunisme ini dan dialah juga yang membiayai hidup Karl Marx dan keluarganya hingga akhir hayat. Dari teman dekatnya ini (Angel), karya-karya yang ditulis antara lain, Asal Usul Keluarga, Orang-orang Khusus dan Negara, Dualisme Dalam Alam, Sosialisme Khurafat, dan Sosialisme Ilmiah. Ada tokoh lain, Lenin. Dia yang melakukan revolusi berdarah di Rusia pada tahun 1917 M. Seorang diktator yang amat ditakuti. Tokoh ini berhati kejam, diktator dalam memaksakan pendapatnya dan dendam terhdap umat manusia. Ia lahir 1870 M dan meninggal 1924 M. ada beberapa sumber yang mengatakan bahwa Lenin asal-usulnya seorang Yahudi, yang kemudian diganti dengan nama Rusia. Ia seorang Yahudi yang kemudian diganti dengan nama Rusia. Ia hampir mirip dengan Trotski. Dan Leninlah yang telah menjabarkan komunisme di dalam praktek nyata. Dia memiliki banyak buku pidato dan brosur, tapi di antara karangan yang sangat penting adalah yang dikenal dengan Bunga Rampai. Tokoh lain dari gerakan komunisme adalah Yoseph Stalin, 1879 – 1954. Sekretaris partai komunis dan pemimpin tertinggi setelah Lenin. Dia terkenal dengan bengis, kejam, sadis, diktator, dan keras kepala. Dalam menyingkirkan lawan-lawannya dilakukan dengan cara pembantaian, pembunuhan, dan pembuangan. Dalam komunisme, yang tadinya kawan bisa jadi korban itu sudah biasa. Dari perilaku dan sikap membuktikan bahwa ia siap untuk mengorbankan seluruh rakyat demi kepentingan dirinya sendiri. Pernah suatu kali dia diperingatkan oleh istrinya sendiri, namun istrinya dibunuh . Tokoh lain yang juga terkenal adalah Trotski. Lahir 1879. Dia mati dibunuh tahun 1940 M. Pembunuhan itu diotaki oleh Stalin. Dia juga seorang Yahudi dan mempunyai kedudukan penting di dalam partai. Kemudian dia dipecat dari partai karena dituduh melakukan hal-hal yang melawan kepentingan partai. Partai bagi komunisme adalah tuhan, artinya sesuatu yang wajib ditaati. Itu terjadi pada waktu Stalin berkuasa, karena dia ingin mendapatkan suasana yang pas untuk mengatur pemerintahannya itu. Doktrin-doktrin yang penting supaya kita mengenal komunis harus kita ketahui. Karena komunis ini tidak selalu gerakannya terbuka. Banyak terselubung. Terutama ketika dia masih memiliki kekuatan yang sedikit atau lemah. Jadi untuk mengenal komunisme tidak hanya dilihat dari zhahirnya saja, tapi juga jalan fikirannya. Meskipun seseorang tidak mengaku bahwa dia bukan komunis tapi kalau pikiran-pikirannya, perilakunya komunis, dia adalah seorang komunis. Misalnya doktrin yang penting itu adalah, mereka mengingkari wujud Allah dan segala yang ghaib, karena materialisme itu. Bahwa materi adalah asas segala-galanya. Iman mereka (kalau mau disebut iman) ada tiga; percaya kepada Marx, Lenin dan Stalin, dan mengkufuri tiga; mengkufuri Allah, Agama dan mengingkari hak milik pribadi. Doktrin yang lain, ditafsirkannya sejarah umat manusia dengan pertarungan antara kaum borjuis dan kaum prolitar. Kaum borjuis adalah kaum yang kaya dan prolitar adalah rakyat biasa. Pertarungan itu menurut mereka berakhir dengan kediktatoran kaum prolitar. Diperanginya agama karena diangggap sebagai racun masyarakat dan dianggap sebagai babunya kapitalis. Makanya di Indonesia dulu mereka membuat provokasi bahwa haji-haji adalah kaum borjuis. Karena umumnya mereka adalah orang-orang kaya. Jadi, babunya agama itu dianggap babunya kapitalis. Imperialis dan eksploitasi, atau gerakan-gerakan yang berorientasi pada eksploitasi karena menganggap agama dijadikan sebagai alat untuk mensihir orang, yang kemudian keuntungannya diambil oleh elit agama itu. Kalau kita perhatikan, sesungguhnya gerakan-gerakan anti Islam atau gerakan anti tauhid itu ujung-ujungnya selalu Yahudi, kenapa? Karena yahudi itu jumlahnya tidak pernah bertambah atau pertambahannya sangat sedikit. Karena Yahudi itu adalah satu kelompok yang merasa ras paling tinggi dan dia selalu eksklusif. Jadi Yahudi itu adalah sebuah agama sekaligus bangsa. Sampai sekarang jumlah yahudi itu + 15 juta. Karena jumlahnya kecil dan mereka ingin survive terus, mereka melakukan gerakan-gerakan terselubung dalam berbagai model. Jadi orang-orang yahudi adalah bangsa yang tertindas dan butuh kepada agamanya untuk mendapatkan hak-haknya yang direbut oleh pihak lain. Padahal mereka itu tertindas sepanjang sejarah dan mereka diaspora karena kelakuannya sendiri. Oleh Syeikh Al Maroghi dalam satu bukunya bangsa yahudi itu adalah bangsa yang memiliki 75 sifat yang terjahat dan superlatif. Bangsa yang paling banyak membunuh nabi, paling banyak memakan riba, paling banyak mengutak-atik wahyu/kitab suci. Satu-satunya kitab suci yang tidak bisa ditakhrif adalah al Qur’an. Oleh karena itu musuh bebuyutan orang Yahudi adalah orang Islam, karena perilaku, karakter dan sejarah yahudi tidak bisa dipalsukan, tidak bisa diubah. Sedangkan di dalam injil, perilaku yahudi itu sudah diobrak-abrik oleh orang yahudi sendiri, sehingga orang nashoro tidak mampu melakukan perlawanan terhadap yahudi meskipun mereka tidak suka terhadap yahudi. Ketika mereka berdiaspora seluruh dunia itu dan dialah suku yang sampai hari kiamat akan survive, itu adalah bukti bahwa Allah SWT memperlihatkan bukti kepada umat manusia tentang kelakuan orang yahudi dengan segala karakternya itu.Bila kita melihat secara sosiologis, bangsa-bangsa atau suku-suku di dunia ini banyak yang hilang. Baik hilang karena tidak bisa bertahan atau berintegrasi dengan kelompok lain menjadi suku baru. Tapi untuk yahudi tidak. Doktrin komunisme lainnya adalah dalam konteks moral. Dikatakan bahwa moral itu relatif, moral adalah sebuah akibat daripada alat-alat produksi. Doktrin yang lain, diperintahnya rakyat dengan tangan besi dan kekerasan. Tidak ada kesempatan bagi mereka untuk mengaktifkan daya berfikirnya. Negara adalah partai dan partai adalah negara, pemimpin politik pusat yang pertama dalam revolusi Volsfik terdiri dari 4 orang. Semua orang yahudi kecuali satu. Ini menunjukkan sejauh mana keterikatan antara komunisme dengan agama yahudi. Mereka mengatakan bahwa Al Qur’an disusun pada masa pemerintahan Utsman r.a. dan kemudian mengalami beberapa perubahan sampai abad ke-8. Dicapnya bahwa Al Qur’an adalah senjata untuk menebarkan candu bagi masyarakat. Kaitannya dengan yahudi, komunisme tidak menyembunyikan langkah-langkah dan aktifitas yang dilakukan bersama orang-orang yahudi didalam mencapai tujuan mereka. Seminggu setelah revolusi, semenjak itu pula dikeluarkan sebuah keputusan yang mempunyai dua sisi kepentingan, untuk memenuhi kebutuhan dan hak orang yahudi. Pertama mereka mengatakan memerangi orang yahudi dianggap sama dengan memerangi bangsa kelas tertinggi dan harus dihukum oleh undang-undang, Kedua, pengakuan akan hak-hak orang Yahudi untuk mendirikan negaranya di Palestina. Marx mengatakan, bahwa dirinya telah berhubungan dengan filosof zionis, peletak dasar teori zionisme yaitu Mosehis. Wilayah-wilayah yang berkembang gerakan komunisme antara lain adalah Sovyet, Cina, Cekoslowakia, Hongaria, Bulgaria, Polandia, Jerman Timur, Rumania, Yugoslavia, Albania dan Kuba. Yang masih kokoh sampai sekarang adalah Kuba, sedangkan di Sovyet dimana komunisme sudah 70 tahun itu sudah rontok. Pertanyaannya sekarang, apakah komunisme saat ini sudah mati? Sebagai sebuah ideologi tentu tidak akan mati.Karena akarnya yahudi, maka berbanding lurus dengan perkembangan ideologi-ideologi lain yang menjadi musuh atau saingannya. Bila ideologi musuhnya (Islam) itu melemah, maka komunisme akan menguat. Sebaliknya, bila Islam berkembang luas maka otomatis komunisme akan melemah.Kasus 1Dalam salah satu buku yang menceritakan tentang pemikiran Karl Marx, di sana diuraikan bahwasanya komunisme itu sebenarnya perpaduan antara pemikiran Karl Marx dengan Leninisme. Kemudian pada perkembangannya terpecah dan teori Karl Marx, ada yang moderat, radikal bahkan anarki. Semua berujung pada revolusi itu harus diciptakan atau juga revolusi akan tercipta dengan sendirinya, terjadi secara alami. Bagaimana sesungguhnya karakter pemikiran Karl Marx sehingga kita bisa mengidentifikasi seseorang itu adalah pengikutnya. Apakah kaitannya antara sosialisme dan komunisme.Tanggapan Komunisme mempunyai banyak madzhab, karena juga suatu ideologi yang tidak ada sumber tektualnya. Agama Islam saja yang sudah jelas sumber tektualnya, yaitu Al Qur’an dan Sunnah itu bermadzhab-madzhab. Namun dalam Islam secara ilmiah dapat dipahami, metodologinya dapat dipertanggungjawabkan. Sedangkan madzhab komunisme itu lebih karena karakter pemikirnya itu. Jadi terkait dengan karakter dan situasi historis yang menyertainya, dan juga lingkungan sosial. Maka berbeda antara komunisme di Sovyet, Kuba atau Cina. Padahal aslinya sumbernya sama. Namun, yang pasti apapun model ideologi dan model gerakannya semangat mereka adalah semangat materialisme. Dari sudut agama yang membedakan komunisme dengan kapitalisme adalah akar sejarah lahirnya saja. Kapitalisme berasal dari Eropa yang masih ada nuansa agamanya. Sedangkan materialisme komunisme sudah tidak ada sama sekali. Sosialisme pun beragam. Ada sosialisme yang ekstrim, dekat dengan komunisme. Ada sosialisme yang sekedar sebagai suatu cita-cita bentuk masyarakat yang berkembang di beberapa negara Eropa, seperti negara kesejahteraan. Itu adalah sosialisme yang rasional, yang orientasinya masyarakat luas mendapatkan kesejahteraan tetapi tidak sampai mengesampingkan hak-hak pribadi. Dalam sejarahnya sosialisme dan komunisme belum pernah bisa dipraktekkan. Karena hanya sebagai landasan politik saja. Karena suatu pemikiran/ideologi yang tidak cocok dengan fitrah manusia dia akan hancur dengan sendirinya dari dalam, meskipun mungkin pada suatu zaman diyakini oleh sekelompok orang dan bisa dipraktekkan dengan paksa secara politis, tetapi tidak pernah bisa dipraktekkan secara real.Kasus 2Bila dilihat kondisi saat ini, bentuk-bentuk dari komunisme itu secara real tidak akan diterima oleh kalangan masyarakat, muslim khususnya, karena kondisi sejarah yang telah membuktikan. Ada bentuk lain dari komunisme, yaitu sosialisme demokrat. Dimana mereka menggunakan amitarisme demokrasi dalam upaya penanaman komunisme dalam bentuk yang lain. Diantaranya membentuk suatu partai. Karena dengan demikian maka sistem nilai komunisme yang mereka gunakan akan lebih sesuai dengan iklim demokrasi yang ingin dibentuk di Indonesia. Bagaimana pandangan masyarakat Islam khususnya yang ada di kalangan eksekutif atau kalangan yang mempunyai kemampuan untuk memberikan kebijakan dalam pemerintahan dalam melihat itu semua.Tanggapan Komunisme di Indonesia sebenarnya karena Islam itu ditolak, tetapi secara de facto ia pernah menjadi kekuatan besar. Masuknya komunisme di Indonesia itu di awal abad-20. Bahkan ada tokohnya itu adalah seorang kyai. Seorang yang menguasai Islam tetapi jadi komunis, mereka tetap sholat karena kaitannya dengan perlawanan terhadap kolonial. Tapi soal cara membebaskan negri ini adalah dengan cara komunis, mungkin karena tidak faham bagaimana cara Islam bisa dilakukan. Sejarah pertama kali komunisme melakukan pemberontakan tahun 1926, kemudia ditumpas oleh Belanda. 22 tahun kemudian dia muncul kembali. Tahun 1955, pada pemilu ia menjadi satu diantara 4 partai pemenang pemilu. Jadi betapa suburnya komunisme di Indonesia itu karena faktor sosiologis dan ekonomi. Kemudian tahun1965 mereka melakukan pemberontakan dan akhirnya dibubarkan dengan Tap MPRS tahun 1965. Orang mengira komunisme itu sudah hancur tidak akan hidup lagi, tetapi fakta-fakta terakhir, gejala bangkitnya komunisme itu kelihatan dengan jelas. Baik dalam bentuk tulisan (buku) tentang komunisme yang sekarang mulai laris dikalangan mahasiswa. Atau juga, ada indikasi kuat dari banyak pengamatan bahwa salah satu perwujudan munculnya komunis adalah organisasi yang terkenal yang terkenal dengan PRD. PRD ini secara yuridis adalah partai yang sah karena terdaftar sebagai peserta pemilu dengan asas pancasila. Tapi indikasi atau modelnya banyak yang mengatakan bahwa PRD itu adalah salah satu bagian dari gerakan komunis. Misalnya penggunaan slogan dan kata-kata atau model pergerakannya banyak yang sama dengan PKI. Sikap muslimin dalam hal ini berbeda-beda. Ada yang menolak ada juga yang meyakini. Dilihat dari ketika sidang tahunan, dimana ada satu fraksi yang menginginkan dicabutnya UU No. 25 itu. Ada gerakan-gerakan terbuka dan ada gerakan-gerakan tertutup. Hal tersebut disebabkan karena, pertama, kekuatan mereka terbatas. Kedua, karena ideologi yang busuk itu biasanya disampaikan kepada publik tidak secara keseluruhan, ibarat telur busuk dibungkus kertas emas. Muslimin kadang kurang pandai dalam mengemas bahwa Islam itu bagus.

Rabu, 27 Juli 2016

SAMBUT MABA : MAHASISWA ISLAM HARUS BERGERAK....!!!


 
Bismillahirrohmannirrohim






Salam Cinta, Bertabur Kasih Sayang
Salam Perjuangan dan Pergerakan
Untuk mengawali coretan ini penulis mengucapkan Selamat Datang di Di Kampus Hijau Hitam Peradaban Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Ichsan Pohuwato & Universitas Ichsan Gorontalo Kampus II Pohuwato kepada adik-adik calon mahassiwa baru, Lepas jiwa Ke-SMA-an anda dan lakukan hal baru untuk mewujudkan cita-cita kemerdekaan Umat dan Bangsa. Tangalkan budaya ikut-kutan budaya hedonisme & Pragmatisme.


Bercerita tentang dunia kampus memang panjang ceritanya apabila diutarakan dalam tulisan ini akan tetapi kita coba merangkumya dalam sebuah tulisan yang bernama "Coretan Selembar" karena memang penulis tahu banyak tapi berusaha tahu dari yang banyak penulis berasumsi saat ini dibenak adik-adik calon mahasiwa baru banyak pertanyaan yang timbul dalam pikiran anda. Baca tulisan singkat ini dan maknai...

Apa Arti Mahasiswa..??
Mahasiswa secara kebahasaaan berasal dari dua kata yaitu MAHA dan SISWA. Maha yang memiliki makna yang begitu mendalam disematkan kepada orang yang belajar ditingkat perguruan tinggi yaitu mahasiswa. Kalau kita analisa dari kata " Maha" yang menurut kamus besar bahasa indonisia memiliki aerti; paling, teramat, dan sebagainya. Sedangkan kata " Siswa" adalah orang yang belajar di suatu institusi. kalau kita simpulkan dari analisis kata " Mahasiswa" itu adalah orang yang paling banyak belajar.




Dari arti mahasiswa itu sendiri adalah orang yang banyak belajar maka kemudian mahasiswa itu dianggap orang yang tau tentang banyak hal. Akan tetapi apa benar Mahasiswa hari ini adalah orang yang banyak belajar ?. Masih sering kita jumpai mahasiswa yang kuliah pulang-kuliah pulang. Dan paling ironisnya ada juga mahasiswa yang kita jumpai jarang kuliah justru banyak meluangkan waktunya untuk hura-hura(hedonisme).
Terlepas dari asumsi itu, mari kita analisa kembali mengenai mahasiswa hari ini. kalau kita menyepakati bahwa mahasiswa secara kebahasaan merupakan orang yang terpelajar maka konsekkuensi logisnya adalah orang yang memiliki kapabilitas lebih dari yang bukan mahasiswa. Artinya mahasiswa itu adalah orang yang dianggap mampu memahami situasi dan kondisi serta tau apa yang harus dilakukan. Akan tetapi persoalannya kemudian benarkah mahasiswa hari ini adalah orang-orang yang tanggap, kritis, dan cepat bertindak ?. Kalau mahasiswa itu tidak termasuk orang yang demikian maka gugur persepsi yang kita bangun bahwa mahasiswa adalah oarang yang terpelajar.

Apa Peran Mahasiswa...???
a. Agent of Change
Disematkan kepada mahasiswa oleh kelompok masyarakat sebagai Agent of Change karena mahasiswa dengan modal akademis, skil, kecerdasan dan wawasan yang luas diharapkan mampu membuat suatu perubahan baik secara edukasi maupun ekonomi kearah yang lebih baik.
Terbukti bahwa faktor pendidikan berpengaruh besar terhadap peradaban. Kalau kita bandingkan negara Indonesia dengan negara-negara eropa sangat jauh berbeda peradaban kehidupan disana. Padahal kalau ditinjau dari Sumber Daya Alamnya sengat melimpah ruah kekayaan alam Indonesia ini.
Betapa besarnya kekayaan Indonesia. Kekayaan laut dengan trumbu karang serta ikan-ikannya, kekayaan darat dengan hutan yang banyak pepohonan beraneka ragam, sawah-sawah yang begitu subur untuk lahan pertanian, gunung mas, serta MIGAS yang terdapat di darat dan di laut. Tetapi realitanya mahasiswa masih buta akan hal itu.
Rakyat Indonesia kini hidup miskin di negara yang kaya-raya dan kelaparan dilumbung pangan. Kenapa bisa terjadi demikian, karna rakyat Indonisia tidak mampu memutus garis kebodohan. Dimana peran mahasiswa sebagai Agent of Change, yang memiliki modal akademis, skil, kecerdasan, dan wawasan yang luas?. Kenapa mahasiswa membiarkan kekayaan Indonesia dikelola orang lain, diisap, digrogoti, dan diangkut kenegara lain yang tidak memberikan sumbangsi terhadap rakyat Indonesia. Tidakkah kita sadari hal itu, dimana edialiseme kita sebagai mahasiswa, dan dimana tanggung jawab mahasiswa sebagai Agent of Change ?

b. Agent of Control
Begitu mulianya mahasiswa yang gelar sebagai Agent of Chontrol yang dipercai masyarakat untuk mengkontrol tatanan hidup berbangsa dan bernegara demi terciptanya masyarakat adil dan makmur. Lalu kenapa ketimpangan sosial masih terus terjadi di Bumi Persada ini ?. Dimana keadilan dibangsa ini hanya diukur dengan materi serta dengan kemampuan berwacana tentang hukum beserta pasal-pasalnya yang kemudian seolah-olah menjadi kebenaran hakiki yang tidak terbantahkan.

Refleksi Sejarah Gerakan Mahasiswa
Harus kita akui peran mahasiswa sangat penting dalam perjalananan panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Gerakan mahasiswa telah membuktikan apa yang mereka lakukan mampu menumbangkan segala bentuk otoritarianisme penguasa terhadap rakyat. Gerakan mahasiswa merupakan bentuk perjuangan nyata kaum intelektual berdasar tanggung jawab moral sosial mereka kepada rakyat.
Kembali melakukan refleksi sejarah merupakan salah satu cara untuk mengembalikan semangat gerakan mahasiswa. Sebab, sejarah telah mencatat gerakan mahasiswa dengan idealisme para aktivisnya telah menumbangkan kediktatoran Soekarno dan menggulingkan rezim otoriter Soeharto.
Refleksi sejarah perjuangan mahasiswa pada zaman dahulu diharapkan memberikan motivasi serta menyadarkan kembali mahasiswa sekarang betapa penting gerakan mahasiswa. Sejarah dapat berperan penting untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan. Ditambah dengan keberhasilan mahasiswa dahulu yang bisa memantik keberanian mahasiswa sekarang untuk mengukir sejarah baru.
Tak kalah penting untuk menghidupkan kembali gerakan mahasiswa, harus ada dukungan dari berbagai pihak. Salah satu dukungan dari internal kampus; rektorat dapat membuat kebijakan yang mendukung serta mempermudah pertumbuhan gerakan mahasiswa. Bukan sebaliknya, kebijakan diciptakan untuk menghambat atau mematikan mahasiswa dan gerakan mahasiswa.
Peran serta dukungan masyarakat pun menjadi kunci keberhasilan untuk menyemai kembali pertumbuhan gerakan mahasiswa yang mati suri. Tanpa dukungan masyarakat, tidak mungkin mahasiswa dan gerakan mahasiswa bisa eksis dan aktif. Sebab, gerakan mahasiswa pada dasarnya merupakan gerakan untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Terlepas dari itu saya kembalikan kepada kesadaran kawan-kawan dan Adik Calon Mahasiswa Baru masing-masing. Tapi ingat bangsa ini bukan dalam keadaan baik-baik. Jangan ternina bobokkan oleh keadaan, mari kita segera berbuat untuk menyelamatkan bangsa ini. Dalam kehidupan kemahasiswaan ada dua organisasi Ekstra Kampus yang bisa anda masuki ada organisasi Saudara PMII dan HMI.
Berangkat dari coretan diatas, kami mengajak teman-teman untuk bergabung bersama kami di Himpunan Mahasiwa Islam (HMI) Organisasi yang didirikan pada tanggal 14 Rabiul Awal 1366 H bertepatan dengan 5 Februari 1947 M, HMI Sebagai organisasi Berasaskan Islam, Berperan sebagai Organisasi Perjuangan serta memiliki 5 Kualitas Insan Cita Akademis,Pencipta,Pengabdi, Bernapaskan Islam dan Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Masyarakat Adil Makmur yang di Ridhoi Allah SW. Amiin
SAMBUT MABA : MAHASISWA ISLAM HARUS BERGERAK....!!!

Selasa, 26 Juli 2016

DEGRADASI GERAKAN MAHASISWA


Jika kita memperbincangkan tentang mahasiswa, tak ubahnya kita juga akan menanyakan bagaimana kabar gerakan mahasiswa saat ini. Menilik lebih dalam lagi tentang gerakan mahasiswa, tentunya tidak luput dari perjalanan bangsa yang meraih kemerdekaan dengan semangat pemuda. Seperti halnya organisasi kepemudaan yang hidup di tahun 1915an, dimana di era tersebut organisasi kepemudaan masih membawa unsur kedaerahannya. dr Satiman Wiriosandjojo selaku Ketua Perkumpulan Jong Java yang pertama (1915-1917); Anggota Kehormatan, merupakan salah satu motor pergerakan pemuda di Indonesia. Pergerakan tersebut melahirkan pergerakan pemuda baru yang masih membawa entitas kelompok daerah masing-masing, seperti Jong Bataks Bond, Jong Sumatran Bond, dan lainnya.  Koentjoro Poerbopranoto, dalam artikelnya Korban Jong Java terhadap kepada Tanah Air Kita, Gedenkboek, Jong Java 1915-1930 a.l. menulis:
...........Bintang baroe memantjarkan sinarnya menerangi alam Indonesia. Jong java yang telah lama dikandoeng tanah Timoer yang pada masa itoe moelai sedar, dilahirkan dari fikiran seorang murid Stovia yang bijaksana. Lahirnya semangat moeda ini menimbulkan soeatoe kedjadian jang nanti njata mendjadi motor mengepalai pergerakan pemoeda Indonesia.
Perlahan-lahan menghindarkan bahaja, serta berhati-hati meraba dalam gelap-gelita, moelailah saudara Satiman bersama-sama dengan kawan-kawanya yang telah bangoen poela, melengkahkan kaki menoedjoe hidoep pergerakan jang amat soelit itoe.
Keadaan tersebut seakan menjanjikan gerakan pemuda di Indonesia akan mengalami masa depan yang cerah. Tidak berhenti sampai di sini, embrio pergerakan pemuda seakan tumbuh menjadi janin yang sehat. Pada saat itu, perlahan-lahan mulai muncul beberapa universitas-universitas yang melahirkan mahasiswa-mahasiswa yang dididik sesuai dengan keahliannya. Seperti Technische Hoogschool (THS) yang didirikan di Bandung tahun 1920. Tahun 1924 dibuka Rechtsoogeschool (RHS)  di Jakarta tahun 1927, dan masih banyak lagi. Universitas-universitas tersebut telah menyatukan pemuda-pemuda dari sabang sampai merauke. Para mahasiswa-mahasiswa inilah yang pertama kali mepunyai tekad untuk mempersatukan sekalian penduduk pribumi di kepulauan kita sebagai satu bangsa.
Di mulai dengan peristiwa akbar pada tanggal 28 Oktober 1928, memperlihatkan bahwasanya tindakan pemuda-pemuda ini merupakan suatu lelucon bagi kalangan tua. Saat itu banyak kalangan tua yang beranggapan tidak mungkin menyatukan segenap bangsa ini, apalagi melihat keadaan Indonesia yang memiliki beragam tradisi yang berbeda. Tapi hal ini ditentang oleh kalangan muda, alasan tersebut tidak menghalangi semangat muda mereka demi menyatukan segenap bangsa Indonesia. Sebuah konsensus Sumpah Pemuda itupun menyadarkan, bahwasanya kita segenap bangsa Indonesia haruslah melakukan perlawanan kepada kaum penjajah atau kolonial yang hidup di era tersebut.
Pergerakan nasionalisme tersebut telah menunjukkan lebih teroganisir, dengan asas, tujuan, dan prospek yakni mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Mengutip dari tulisan Khatibul Umam Wiranu bahwasannya nasionalisme yang kuat bersumber pada “kehendak kuat” untuk bersatu. Suatu adagium dari Ernest Renan yang dianut oleh para pemuda modernis kala itu.[2] Perumusan dalam Kongres II, Oktober 1928 telah menyatakan bahwasanya Bahasa Indonesia merupakan bahasa persatuan bagi segenap Bangsa Indonesia, hal ini menggambarkan bahwasanya pergerakan pemuda di jaman tersebut benar - benar mengkokohkan sendi - sendi bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku dan budaya.
Salah satu bukti kesepahaman tersebut termaktub dalam tulisan Keith Foulchert bahwsanya, Poernomowoelan seorang panelis perempuan dalam kongres itu membaca makalah yang ditulisnya dalam bahasa Belanda. Kemudian keadaan tersebut memunculkan keinginan untuk membacanya lagi dalam bahasa Indonesia, kemudian para peserta kongres meminta Mohammad Yamin membacanya lagi dalam bahasa Indonesia.[3] Kejadian itulah menjadi triger pergerakan persatuan pemuda Indonesia.
Tidak hanya berhenti sampai di Kongres Sumpah Pemuda, perlehelatan perjuangan bangsa ini seakan tidak pernah luput dari cengkraman pemuda. Tahun 1966 yang merupakan tahun dimana muncul gerakan “DPR Jalanan”, yang kemudian melahirkan Tritura (Tiga Tuntutan Rakayat) yang telah sukses merubah konstelasi kehidupan politik bangsa Indonesia. Hal ini telah menunjukkan gerakan pemuda yang dimotori oleh kalangan mahasiswa masih ada sesuai dengan tujuan awal, yaitu keinginan untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Banyak nama yang menjadi dalang pergerakan di tahun 1966, nama-nama tersebut merupakan pemuda yang mengatasnamakan dirinya sebagai manusia-manusia baru. Mengutip dari salah satu pernyataan Soe Hok Gie yang termaktub dalam pengantar redaksi Kompas ;
Tanpa kita sadari di bumi Indonesia kini telah tumbuh suatu lapisan baru, pemuda – pemuda, pemudi – pemudi Indonesia yang dilahirkan setelah tahun 1945 – generasi kemerdekaan Indonesia”

Dengan pernyataannya tersebut Soe Hok Gie termasuk orang yang percaya adanya “lapisan baru” itu. Di dalam penulisannya di penerbit yang sama dia tidak lagi menggunakan sebutan lapisan baru akan tetapi, dia menggantinya dengan sebutan “manusia – manusia baru” Indonesia.[4] Lalu pertanyaannya siapa manusia – manusia baru tersebut, manusia – manusia baru itu adalah manusia yang dewasa setelah kemerdekaan.
·         Mereka bukan orang yang takjub melihat kaki langit baru, yang terkagum-kagum kepada Barat model Sutan Takdir Alisjahbana
·         Mereka bukan “pemuda bambu runcing”
·         Mereka adalah generasi yang dididik dalam optimisme setelah penyerahan kedaulatan, dalam mitos – mitos tentang kemerdekaan dan harapan besar terhadap “kejayaan Indonesia di masa depan”
·         Mereka adalah generasi  yang dibius oleh semangat “progesif revolusioner” modern Soekarno
·         Tetapi terutama generasi inilah yang mengalami kehancuran cita – cita itu semuanya, demoralisasi dalam segala bidang, kehancuran kepercayaan kepada generasi-generasi yang terdahulu.[5]
Dari penjelasan diatas kita dapat mengetahui seberapa besarnya harapan bangsa ini kepada pemuda – pemuda di Indonesia, agar mereka turut serta guna menjaga kesejahteraan dan keamanan di Indonesia. Tahun – tahun itulah esensi dari gerakan pemuda mulai bangkit atas nama seluruh rakyat Indonesia. Di bawah kepemimpinan Soekarno kala itu, para pemuda berpendapat bahwasannya kalangan pejuang tua telah mengkhianati apa yang diperjuangkannya. Mereka beranggapan bahwasannya Soekarno, Hatta, Sjahrir, Ali dan sebagainya telah melupakan esensi dari perjuangan di kala mereka berada dilapisan muda.
Tuntutan demi tuntutan bergulir di kala itu, seakan seperti snowball yang malah semakin membesar bila digulirkan. Ramalan akan runtuhnya rezim Soekarno benar benar tak terduga. Soekarno yang dielu – elukan sebagai founding fathers bangsa Indonesia, seakan gentar untuk menghadapi tuntutan pemuda di kala itu. Demonstrasi tak terbendungkan lagi di kala itu, sebenarnya banyak sekali nama yang menjadi triger pergerakan tahun 1966an. Tapi nama yang masih melekang hingga saat ini salah satunya adalah Soe Hok Gie, sebenarnya ia tidak pandai untuk memimpin sebuah demonstrasi. Dengan kemampuan retorika dan analisis yang dia miliki, Soe Hok Gie lah yang selalu membuat kajian – kajian kritis serta strategi guna mengkoreksi proses pemerintahan. Baginya  rezim tak terlebih merupakan hanya sebuah phallocracy, yang kelak memuncak dan dipermakotai oleh tugu Monas sebagai simbol phallus yang hidup abadi.[6] Agitasi yang sangat menarik jika kita benar – benar menelaah apa makna dari suatu rezim yang tumbuh di bangsa Indonesia ini. Puisi pergerakan pemuda tidak hanya berhenti di tahun 1966, mereka seakan tidak pernah ingin berhenti mencari model kepemimpinan yang tepat bagi Indonesia.
Setelah rezim Orde Lama diruntuhkan, secara otomatis melahirkan suatu rezim baru yang berada di bawah kepemimpinan otoriter Soeharto. Pada saat awal orde ini, mahasiswa dipercaya sebagai modal utama dari orde baru. Hal ini dikarenakan secara historis mahasiswa lebih berpihak kepada militer dan mereka juga yang turut serta dalam melahirkan orde baru. Mereka memainkan peranan “ekstra-universiter”. Yang terangkum dalam beberapa tanggung jawab. Tanggung jawab yang pertama dalam belajar, yang kedua dalam aksi-sosio-kebudayaan, dan yang ketiga sebagai pejuang politik. Arief Budiman sebagai jubir dari gerakan mahasiswa kala itu menilai, bahwa fungsi yang terakhir mahasiswa dinilai telah gagal dalam menjalankan tugasnya. Keistimewaan yang diperoleh mahasiswa hanya bersifat sementara. Seakan tidak terpuaskan oleh kepemimpinan Soekarno di kala rezim orde lama, mereka melakukan hal yang sama dengan aktor yang berbeda. Pada era orde baru tersebut, terjadi situasi dimana kecaman mahasiswa atas kepemimpinan Soeharto yang otoriter tersebut. Adanya dwi fugsi ABRI menuntut mereka berupaya untuk menghapuskannya, ditambah lagi dengan krisis yang terjadi di negeri ini. Demonstrasi pun tak terhelakkan, dan tiba pada ujungnya 18 Mei 1998. Mahasiswa-mahasiswa tersebut menuntut lengsernya rezim Soeharto tersebut, pendudukan gedung kura-kura pun merupakan sejarah besar bagi bangsa ini. Beberapa mahasiswa terluka dan 12 mahasiswa mati ditambah lagi dengan 1500 rakyat mati. Tapi hal tersebut menimbulkan pertanyaan, apakah mereka telah berhasil menjadikan negeri ini dalam rezim yang “baik” dan memperhatikan seluruh rakyatnya.
Eksistensi Akibat Mati Suri
Pasca adanya tuntutan reformasi ‘yang tercapai’, hari ini kita menanyakan bagaimana kabar gerakan pemuda atau yang biasa kita dengar dengan gerakan mahasiswa. Apakah masih konsisten mengusung tentang tema kesejahteraan bangsa, atau malah terjebak oleh suatu budaya konsumerisme. Dengan melihat berbagai fenomena yang ada, dapat kita katakan bahwasanya gerakan pemuda saat ini telah dinina – bobokan oleh budaya konsumerisme dan pragmatisme. Dua faktor tersebut seakan – akan menjadi penyebab kematian pergerakan pemuda di era reformasi. Kebingungan akan quo vadis bangsa ini tidak menghalang mewabahnya dua virus tersebut, mereka seakan tuli dan buta terhadap tantangan yang dihadapi bangsa saat ini.
Memang gerakan mahasiswa masih bisa kita saksikan dalam layar televisi kita, seperti halnya demonstrasi oleh kalangan mahasiswa. Saya pun menilai bahwasannya demonstrasi yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa tersebut hanyalah sebagai bukti bahwa kami (selaku mahasiswa) tidak ‘benar – benar’ mati, hanya saja kami ada karena kami membutuhkan eksistensi untuk menjadi ‘mati suri’. Mengapa saya mengakatan demikian? Saya mengatakan seperti itu dikarenakan saya melihat aksi yang dilakukan mahasiswa atau kalangan muda saat ini tidak konsisten seperti gerakan pemuda terdahulu. Mengutip pernyataan dari Soe Hok Gie
“Aku ingin agar mahasiswa – mahasiswa ini menyadari bahwa mereka adalah the happy selected view, yang dapat kuliah, dan karena itu mereka harus menyadari dan melibatkan diri dalam perjuangan bangsanya. Dan kepada rakyat aku ingin tunjukkan, bahwa mereka dapat mengharapkan perbaikan – perbaikan dari keadaan dengan menyatukan diri di bawah patriot universitas”.[7]
Seharusnya mereka sebagai the happy selcted view[8] dapat lebih memahami apa makna mempertahankan keutuhan dan kesejahteraan rakyat Indonesia. Keadaan rakyat yang kebingungan akan mengadu kepada siapa jika ia berhadapan dengan permasalahan yang disebabkan oleh penguasa, menjadi pemandangan yang biasa di kalangan pemuda saat ini. Bagi pemuda saat ini pencapaian suatu kejayaan bagi dirinya sendiri merupakan manifestasi utama, mereka tidak peduli dengan keadaan rakyat di bangsa nya yang telah terkulai tak berdaya menghadapi keganasan sang penguasa. Ibu pertiwi seakan diperkosa oleh segerombolan preman biadab yang sama sekali tidak mempertanggung jawabkan perbuatannya, negara ini seakan terinjak – injak oleh kungkungan modal asing yang terus menggerogoti kesejahteraan rakyatnya. Tapi akankah hal ini di tanggapi oleh orang yang bernama the happy selected view tersebut.
Gerakan pemuda yang tidak berujung pada sebuah kepastian ini telah tercoreng buruk oleh pemuda itu sendiri. Manusia – manusia baru Indonesia seakan diam oleh selangkangan kelompok kepentingan. Pandangan tentang gerakan mahasiswa ini semakin dieksklusifkan kepada segelintir orang saja, sedangkan menurut khittah yang ada mahasiswa berjuang untuk rakyat yang tertindas dan mahasiswa merupakan musuh dari rakyat yang menindas. Ironis memang, tapi apalah daya masyarakat kita ini yang telah jengah dengan kelompok ekslusif tersebut yang tak pantas mengatasnamakan kepentingannya merupakan kepentingan rakyat tertindas lagi. Jargon ‘Hidup Mahasiswa, Hidup Rakyat Indonesia’ semakin berdegradasi artian, yang awalnya yang diusung dalam jargon ini adalah untuk kepentingan rakyat tertindas malah berubah menjadi kepentingan rakyat penguasa. Perubahan maindset yang terjadi di kalangan mahasiswa semata – mata menjadi cikal bakal kecacatan pergerakan pemuda di bangsa ini.
Bergeser ke arah khas mahasiswa, kita menyaksikan untuk saat ini para aktivis yang berasal dari kalangan mahasiswa biasanya memiliki kemampuan agitasi berorasi yang mumpuni. Tetapi biasanya pula mereka lebih mengolah soft skill mereka tanpa diimbangi oleh hard skill yang seharunya mereka sadar bahwasanya mereka (para aktifis mahasiswa) membutuhkan hard skill guna menyampaikan opini dan solusi atas pertanyaan mereka sendiri. Inilah yang harus kita ubah, kita sebagai the happy selected view haruslah mengerti betul apa makna memperjuangkan rakyat dan menjaga ke idealismean mereka yang tentunya sulit untuk dipertahankan. Saya percaya hal tersebut masih ada, karena itu marilah kita tanamkan bahwasanya kita mampu benar – benar menjadi manusia – manusia baru dan the happy selected view guna menjadi penyambung lidah rakyat (yang tertindas) dan berkontribusi positif yang nyata bagi kemajuan bangsa Indonesia.


Khatibul Umam Wiranu, “Sejarah Konsensus Politik Indonesia;Sebuah Kajian Filosofis”, Saung buku, September 2010:11.
Khatibul Umam Wiranu, Ibid., 15
Soe Hok Gie, “Catatan Seorang Demonstran”. Jakarta:LPES, 1983:5
Soe Hok Gie, “Generasi yang Lahir Setelah Tahun Empat Lima”, Kompas, 17 Agustus 1969
Ibid, op.cit, hal 1Soe Hok Gie, “Catatan Seorang Demonstran”. Jakarta:LPES, 1983;130
The Happy Selected View; merupakan kata yang digunakan Soe Hok Gie guna mengandaikan pemuda saat di jamannya. Kata – kata tersebut terdapat dalam buku Catatan Seorang Demonstran (Bagian V dari Catatan Harian Soe Hok Gie) yang diterbitkan oleh LPES; 1983.


Gerakan Mahasiswa Hari Ini yang Mati Suri

SENDIRI MEMBACA, BERDUA DISKUSI, BERTIGA ATUR STRATEGI, DAN SELEBIHNYA AKSI...............!!!
AWALNYA TERPAKSA, KEMUDIAN TERBIASA, DAN AKHIRNYA BISA DALAM MENGUKIIR CITA-CITA.....
LOGIKA FALASI ITUKAN HAL BIASA DALAM TAHAP BELAJAR......TAPI KALAU TERUS-TERUSAN  ITU NAMANYA OTAK KETUK...
AJARI AKU MENYADARI, AJARI AKU MEMAHAMI AJARI AKU MENCINTAI, , DAN AJARI AKU UNTUK MEMILIKI....
BUKANKAH SEGALA PERSOALAN ITU BISA DISELESAIKAN.....?
Meneropong Pola Gerakan Mahasiswa Hari Ini yang Mati Suri
Oleh : Aidil Fitri

Arti Mahasiswa.
Mahasiswa secara kebahasaaan berasal dari dua kata yaitu MAHA dan SISWA. Maha yang memiliki makana yang begitu mendalam disematkan kepada orang yang belajar ditingkat perguruan tinggi yaitu mahasiswa. Kalau kita analisa dari kata “ Maha” yang menurut kamus besar bahasa indonisia memiliki aerti; paling, ter, amat, dan sebagainya. Sedangkan kata “ Siswa” adalah orang yang belajar di suatu institusi. kalau kita simpulkan dari analisis kata “ Mahasiswa”  itu adalah orang yang paling banyak belajar.

Dari arti mahasiswa itu sendiri adalah orang yang banyak belajar maka kemudian mahasiswa itu dianggap orang yang tau tentang banyak hal. Akan tetapi apa benar Mahasiswa hari ini adalah orang yang banyak belajar ?. Masih sering kita jumpai mahasiswa yang kuliah pulang-kuliah pulang. Dan paling ironisnya ada juga mahasiswa yang kita jumpai jarang kuliah justru banyak meluangkan waktunya untuk hura-hura(hedonisme).
Terlepas dari asumsi itu, mari kita analisa kembali mengenai mahasiswa hari ini. kalau kita menyepakati bahwa mahasiswa secara kebahasaan merupakan orang yang terpelajar maka konsekkuensi logisnya adalah orang yang memiliki kapabilitas lebih dari yang bukan mahasiswa. Artinya mahasiswa itu adalah orang yang dianggap mampu memahami situasi dan kondisi serta tau apa yang harus dilakukan. Akan tetapi persoalannya kemudian benarkah mahasiswa hari ini  adalah orang-orang yang tanggap, kritis, dan cepat bertindak ?. Kalau mahasiswa itu tidak termasuk orang yang demikian maka gugur persepsi yang kita bangun bahwa mahasiswa adalah oarang yang terpelajar.

Peran Mahasiswa.
a. Agent of Change
       Disematkan kepada mahasiswa  oleh kelompok masyarakat sebagai Agent of Change karena mahasiswa dengan modal akademis, skil, kecerdasan dan wawasan yang luas diharapkan mampu membuat suatu perubahan baik secara edukasi maupun ekonomi kearah yang lebih baik.
                Terbukti bahwa faktor pendidikan berpengaruh besar terhadap peradaban. Kalau kita bandingkan negara Indonesia dengan negara-negara eropa sangat jauh berbeda peradaban kehidupan disana. Padahal kalau ditinjau dari Sumber Daya Alamnya sengat melimpah ruah kekayaan alam Indonesia ini.
Betapa besarnya kekayaan Indonesia. Kekayaan laut dengan trumbu karang serta ikan-ikannya, kekayaan darat dengan hutan yang banyak pepohonan beraneka ragam, sawah-sawah yang begitu subur untuk lahan pertanian, gunung mas, serta MIGAS yang terdapat di darat dan di laut. Tetapi realitanya mahasiswa masih buta akan hal itu.
                Rakyat Indonesia kini hidup miskin di negara yang kaya-raya dan kelaparan dilumbung pangan. Kenapa bisa terjadi demikian, karna rakyat Indonisia tidak mampu memutus garis kebodohan. Dimana peran mahasiswa sebagai Agent of Change, yang memiliki modal akademis, skil, kecerdasan, dan wawasan yang luas?. Kenapa mahasiswa membiarkan kekayaan Indonesia dikelola orang lain, diisap, digrogoti, dan diangkut kenegara lain yang tidak memberikan sumbangsi terhadap rakyat Indonesia. Tidakkah kita sadari hal itu, dimana edialiseme kita sebagai mahasiswa, dan dimana tanggung jawab mahasiswa sebagai Agent of Change ?

b. Agent of Control
Begitu mulianya mahasiswa yang  gelar sebagai Agent of Chontrol yang dipercai masyarakat untuk mengkontrol tatanan hidup berbangsa dan bernegara demi terciptanya masyarakat adil dan makmur. Lalu kenapa ketimpangan sosial masih terus terjadi di Bumi Persada ini ?. Dimana keadilan dibangsa ini hanya diukur dengan materi serta dengan kemampuan berwacana tentang hukum beserta pasal-pasalnya yang kemudian seolah-olah menjadi kebenaran hakiki yang tidak terbantahkan.
               
Degradasi Gerakan Mahasiswa
Sebagai kekuatan besar, gerakan mahasiswa masih memiliki legitimasi moral dari masyarakat. Namun, walau harapan tinggi dari masyarakat masih dibebankan ke pundak mahasiswa, saat ini gerakan mahasiswa cenderung menurun. Mahasiswa seakan-akan tak memiliki progresivitas dan sensitivitas dalam menanggapi berbagai persoalan real bangsa ini.
Itu sangat tampak jika kita melihat ruang-ruang diskusi mahasiswa yang tak lagi diramaikan pembicaraan tentang problematika umat. Jika dahulu keterbatasan media malah membuat para aktivis kampus makin kreatif dan kritis, saat ini berbanding terbalik. Banyak gerakan mahasiswa terjebak berbagai kepentingan pribadi dan golongan. Itulah mahasiswa hari ini, mereka mendahulukan egonya demi menjaga eksistensi organisasinya. Mereka mengagung-agungkan simbol kebesaran organisasi masing-masing dan sibuk memperdebatkan perbedaan idiologi sehingga lupa dengan tugas-tugas sebagai mahasiswa. Mahasiswa hari ini hanya jago kandang tak ubahnya katak dalam tempurung hanya bisa berkoar-koar dibelakang layar namun tidak berani tampil kedepan untuk menjadi sebagai pelopor perubahan.
Selain itu, era globalisasi dengan teknologi yang makin canggih dan membuat dunia makin kecil justru makin mengerdilkan jiwa para aktivis pergerakan mahasiswa. Suara keberanian dan kejujuran mahasiswa yang semula nyaring terdengar, kini seakan-akan hilang bagai ditelan bumi. Nilai tawar mahasiswa yang semula senantiasa menjadi kebanggaan, kini tak lagi ada.
Idealisme sebagai prinsip dasar gerakan mahasiswa seolah-olah tertawan di ruang perkuliahan yang sangat mengekang. Sifat kritis sebagai senjata utama mahasiswa dalam mengupas berbagai isu dan persoalan bangsa, menanggapi berbagai kebijakan pemerintah, serta memperjuangkan aspirasi rakyat menumpul dan berkarat. Semua itu menjadi faktor penyebab degradasi gerakan mahasiswa.
Akibatnya, gerakan mahasiswa yang dulu lebih mengedepankan kepentingan rakyat kecil, saat ini hanya berperan sebatas lingkup  kampus. Tak pelak, yang tampak adalah gerakan mahasiswa mati suri.

Refleksi Sejarah Gerakan Mahasiswa
Harus kita akui peran mahasiswa sangat penting dalam perjalananan panjang sejarah perjuangan bangsa Indonesia dari masa ke masa. Gerakan mahasiswa telah membuktikan apa yang mereka lakukan mampu menumbangkan segala bentuk otoritarianisme penguasa terhadap rakyat. Gerakan mahasiswa merupakan bentuk perjuangan nyata kaum intelektual berdasar tanggung jawab moral sosial mereka kepada rakyat.
Karena itulah degradasi gerakan mahasiswa saat ini harus menjadi perhatian bersama serta disikapi secara arif dan bijaksana. Perlu dicari akar permasalahan untuk dibuatkan satu solusi cerdas guna membangun kembali semangat gerakan mahasiswa yang mati suri. Karena, idealnya mahasiswa merupakan golongan intelektual yang memiliki semangat berjuang tinggi.
Kembali melakukan refleksi sejarah merupakan salah satu cara untuk mengembalikan semangat gerakan mahasiswa. Sebab, sejarah telah mencatat gerakan mahasiswa dengan idealisme para aktivisnya telah menumbangkan kediktatoran Soekarno dan menggulingkan rezim otoriter Soeharto.
Refleksi sejarah perjuangan mahasiswa pada zaman dahulu diharapkan memberikan motivasi serta menyadarkan kembali mahasiswa sekarang betapa penting gerakan mahasiswa. Sejarah dapat berperan penting untuk menumbuhkan kembali semangat perjuangan. Ditambah dengan keberhasilan mahasiswa dahulu yang bisa memantik keberanian mahasiswa sekarang untuk mengukir sejarah baru.
Tak kalah penting untuk menghidupkan kembali gerakan mahasiswa, harus ada dukungan dari berbagai pihak. Salah satu dukungan dari internal kampus; rektorat dapat membuat kebijakan yang mendukung serta mempermudah pertumbuhan gerakan mahasiswa. Bukan sebaliknya, kebijakan diciptakan untuk menghambat atau mematikan mahasiswa dan gerakan mahasiswa.
Peran serta dukungan masyarakat pun menjadi kunci keberhasilan untuk menyemai kembali pertumbuhan gerakan mahasiswa yang mati suri. Tanpa dukungan masyarakat, tidak mungkin mahasiswa dan gerakan mahasiswa bisa eksis dan aktif. Sebab, gerakan mahasiswa pada dasarnya merupakan gerakan untuk masyarakat, bangsa, dan negara.
Mari kita lepas bendera masing-masing serta almamater kebesaran kampus kita, kita jangan bicara HMI, PMII, KAMMI, IMM, GMNI, dan Organ-organ apapun. Mari kita bersatu padu dibawah bendera kebesaran Aliansi Mahasiswa dengan mengucapkan Sumpah Mahasiswa Indonesia secara bersama-sama serta menyanyikan lagu-lagu perjuangan. Baru kemudian kita membuat perubahan secara bersama-sama pula.
Maksud saya diatas bukan berarti kemudian mengajak kawan-kawan mahasiswa untuk melenceng dari mekanisme berorganisasi. Kita sepakati bahwa kita diikat oleh organ yang berbeda. Kita sama-sama memiliki konstitusi AD/ART dan independensi  masing-masing. Akan tetapi maksud saya disini taklain adalah bagaimana kita untuk selalu ikut andil dalam menjaga stabilitas NKRI serta mewujudkan masyarakat adil makmur, menciptakan peradaban baru untuk Indonesia. Mari kita wujudkan cita-cita bangsa Indonesia ini melalui gerakan mahasiswa yang terkonsolidasi, proggresif, dinamis dengan melalui agenda kajian-kajian ilmiah/diskusi rutin di organisasi kita masing-masing lalu kemudiann implementasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Terlepas dari itu saya kembalikan kepada kesadaran kawan-kawan mahasiswa masing-masing. Tapi ingat bangsa ini bukan dalam keadaan baik-baik. Jangan ternina bobokkan oleh keadaan, mari kita segera berbuat untuk menyelamatkan bangsa ini.