Gerakan Indonesia Bebas Sampah 2020 Butuh Dukungan Masyarakat
Jakarta - Indonesia masih punya pekerjaan rumah besar terkait masalah sampah. Oleh sebab itu diperlukan upaya serius dalam pengolahan sampah dengan melibatkan modal sosial yakni penyadaran masyarakat.
Pendiri Greeneration Indonesia, Bijaksana Junerosano, mengatakan, saat ini hari peduli sampah sudah dilaunching tahun 2015. Berdasarkan riset Greeneration Indonesia realitanya banyak masyarakat yang belum tahu hari peduli sampah tersebut.
Oleh karena itu, Greeneration bersama sejumlah kolaborator terus mengkampanyekan aksi bergerak untuk #IndonesiaBebasSampah2020 di seluruh Indonesia.
"Pada 21 Februari nanti gerakan bebas sampah di seluruh Indonesia, semua masyarakat harus terlibat," katanya di Jakarta, Rabu (6/1).
Aksi tersebut antara lain kerja bakti meningkatkan kepedulian dan mencari solusi sampah di wilayah masing-masing. Kegiatan ini pun harus terus menerus dilakukan.
Bijaksana pun menyambut positif akan diterapkannya kantong plastik berbayar.
"Sejak 2010 kampanye diet kantong plastik telah dimulai. Tahun 2013 menjadi gerakan nasional, ini pencapaian besar gerakan yang mendorong publik, sebuah perubahan yang konsisten," ucapnya.
Namun ia berharap kebijakan ini dituangkan dalam peraturan mengikat soal diet kantong plastik dan semua kantong plastik di Indonesia harus berbayar.
Nantinya lanjut Bijaksana, uang yang dibayarkan masyarakat tidak untuk toko atau riteler, tapi dikumpulkan untuk kegiatan konservasi lingkungan melalui sumbangan peritel.
"Sejak 2010 sejumlah peritel telah melakukan kantong plastik berbayar. Saat ini hasil diskusi sementara kantong plastik berbayar seharga Rp 500 per kantong plastik," ujarnya.
Saat ini, berdasar data Greeneration, rata-rata pemakaian kantong plastik per orang di Indonesia adalah 700 lembar per tahun. Sampah kantong plastik saja di Indonesia mencapai 4000 ton per hari atau sama dengan 16 pesawat Boeing 747, sehingga sekitar 100 miliar kantong plastik terkonsumsi per tahunnya di Indonesia.
Produksi kantong plastik tersebut menghabiskan 12 juta barel minyak bumi yang tak bisa diperbaharui, yang setara dengan Rp 11 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar